Sabtu, 17 Juni 2017

Cara Mengetahui Kualitas Air Budidaya


Cara Mengetahui Kualitas Air Budidaya
Dalam usaha budidaya perikanan, baik tambak maupun kolam, kualitas air budidaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya. Maka dari itu, harus dijaga kualitasnya mulai dari awal sampai akhir pemeliharaan. Tentunya agar ikan yang kita budidayakan bisa hidup dengan baik, tidak pernah mengalami stress dan mempunyai pertumbuhan yang normal.
Nah, Bagaimana cara mengetahui kualitas air budidaya kita? Untuk mengetahui berbagai parameter kualitas air secara pasti, tentu saja dengan bantuan alat yang sesuai. Akan tetapi, kebanyakan petani ikan belum memiliki alat tersebut. Oleh karena itu, artikel ini akan mencoba mengulas cara mengetahui kualitas air secara sederhana. Tentu saja dengan tingkat keakuratan yang masih kalah jika dibandingkan dengan menggunakan alat, namun cara ini sudah bisa menjadi solusi dari ketiadaan alat tersebut.

Cara Sederhana Mengetahui Kualitas Air Budidaya

Salah satu cara mudah dan murah dalam menentukan kulaitas air adalah dengan melihat langsung perubahan tingkah laku ikan di  air saat pengontrolan kolam. Bila ikan terlaku sering menyembul ke permukaan, dapat dipastikan bahwa jumlah kandungan oksigen terlarut dalam kolam dalam kondisi rendah. Kondisi itu dapat diperbaiki dengan mengganti atau menambah air kolam. Cara lain untuk mengetahui jumlah oksigen terlarut dapat diketahui dengan melemparkan potongan kayu yang diberi warna merah atau cat merah ke dalam air dan dibiarkan selama kurang lebih 30 – 60 menit.  Jika terdapat bintik-bintik kotor pada kayu tersebut bisa dipastikan kendungan oksigen terlarut dalam air berkisar 0,1 – 2 mg/l, artinya oksigen terlarut dalam air tersebut hanya cukup untuk kebutuhan oksigen ikan tersebut. Kondisi ini sedikit banyak akan berpengaruh meskipun beberapa ikan memiliki kemampuan mengambil oksigen dari udara bebas (gurami, lele).
Untuk mengukur pH secara sederhana adalah dengan menggunakan kertas lakmus atau melihat permukaan air dibagian pinggir kolam. Jika terdapat endapan atau seperti busa berwarna merah di pinggir kolam, maka bisa disimpulkan bahwa air kolam mempunyai pH yang rendah (kondisi asam), sehingga memerlukan kapur untuk menetralkannya.
Ada lagi cara biologis yang dapat dilakukan, yaitu dengan melihat langsung apakah di air kolam terdapat ikan seribu (Lebistus reticulatus). Ikan seribu ini berukuran kecil namun hidupnya bergerombol, dan mampu hidup di hampir semua perairan. Bila dalam suatu perairan ditemukan ikan seribu, maka dapat dijadikan tanda bahwa perairan tersebut bisa digunakan untuk budidaya ikan.
Untuk mempertahankan kualitas air budidaya tetap baik dan seimbang, perlakuan Teknologi Organik NASA yaitu TON sangat diperlukan. Aplikasi pada awal budidaya berfungsi untuk menetralkan berbagai racun sisa budidaya sebelumnya, sedangkan aplikasi selama budidaya ke air kolam berfungsi untuk menjaga kualitas kolam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar